Indonesia
Gamereactor
review
CrossfireX

CrossfireX

Game shooter yang dikembangkan bersama oleh Smilegate dan Remedy ini kini tersedia di konsol-konsol Xbox, dan kami punya banyak hal dalam pikiran kami tentang peluncurannya yang penuh guncangan.

HQ

Saya biasanya bisa mengendus game yang busuk dari kejauhan. Kehambaran mereka biasanya tidak bisa ditutupi, baik lewat trailer yang di-render sebelumnya ataupun pamer via humas. Namun CrossfireX sedikit berbeda, karena kabarnya ia dikembangkan dengan campur tangan Remedy, studio Finlandia yang membuat campaign single-player-nya. Mempertimbangkan sebagus, seunik, dan sebaik apa game-game Remedy biasanya ditulis, saya sebenarnya penasaran. Kita memang tidak kekurangan game aksi bertema militer, namun umumnya, tidak banyak game sejenis itu yang memiliki narasi yang benar-benar bagus. Namun, biarkan saya mengatakan bahwa game yang satu ini benar-benar busuk. Tidak ada aspek selain desainnya yang bisa dibilang bagus, dan setelah mengatakan ini; mari kita bahas isunya satu persatu.

HQ

Hal pertama yang saya sadari saat saya memulai game ini adalah saya tidak tahu harus mulai dari mana. Menu-nya disajikan dalam cara yang benar-benar bodoh, dan kamu tidak akan mendapat bantuan yang menjelaskan menu apa untuk apa. Selain itu, terkadang bisa ada beberapa sistem menu di layar pada saat yang sama, semuanya dinavigasi dengan cara berbeda, seperti kursor yang dimasukkan seperti tanpa tujuan dan tidak bekerja, sementara yang lain dinavigasi lewat tombol atas di kontroler, ditambah lagi yang lainnya lagi dengan submenu yang tak terlihat seperti yang sebelum-sebelumnya.

CrossfireX pada intinya adalah Counter-Strike: Global Offensive versi KW dengan beberapa mode gameplay berbasis tim, termasuk peletakan dan peledakan bom. Inilah premis dasar yang dijadikan sebagai fondasi untuk campaign oleh Remedy. Namun, mengambil sebuah titel multiplayer dan membangun petualangan di atasnya lebih berantakan dibanding yang kamu kira, dan rasanya seperti Remedy telah menugasi seorang anak magang untuk membuat campaign demi mengambil untung dari Smilegate.

Ini adalah iklan:

Hal ini rasanya menyakitkan, mengingat premis dasarnya sebenarnya tidak jelek. Di sini, kamu bermain di dalam sebuah cerita melalui dua jalur, yaitu baik sebagai Black List maupun Global Risk, kedua tentara swasta yang tengah berperang. Secara teori, hal ini bisa menyajikan perspektif yang menarik dan menambahkan banyak area abu-abu ke dalam ceritanya, selain hanya kedua faksi yang saling berperang. Kenyataannya, kita tidak mendapatkan semua itu dan segala kemungkinan potensi menarik jadi sia-sia karena gameplay yang sangat kuno dan banyaknya kekurangan-kekurangan lain.

CrossfireX

Misalnya adalah fakta bahwa lebih mudah menembakkan pistol di dunia nyata daripada di CrossX. Saya sendiri menembak, dan sudah sering menyewa rifle di AS. Menggunakan timah panas untuk membuat target kardus menderita adalah sebuah seni yang cukup saya kuasai, namun di CrossfireX hal ini jauh lebih sulit. Sebuah zona mati di sekitar stik analog berarti tidak ada yang terjadi hingga saya mendorongnya cukup banyak—dan baru efek penuhnya akan terasa. Rasanya seperti bermain dengan D-pad, dengan pembidik melayang ke sekeliling layar.

Untungnya, musuh di sini lebih bodoh dari batu dan bisa, tanpa alasan apapun, mulai berlari di depan saya alih-alih menembak, dan saya sering merasa di sini bahwa saya tengah menembaki target mati dan bukan orang sungguhan. Terlepas dari itu, kontrol game-nya menawarkan hal yang kurang lebih sama dengan yang ditawarkan oleh Call of Duty 2 di tahun 2005, dan tantangan dalam level-level hiper-linier dan membosankan ini tak pernah lebih dari membuat saya terkadang harus menekan tombol yang tepat di stik analog untuk berjongkok di bawah sesuatu. Kedua campaign-nya membutuhkan sekitar enam jam untuk dimainkan, namun saya tidak bisa merekomendasikan siapapun untuk melakukan hal ini, meski saya ingin menyoroti sistem kombo slow-motion di sini, yang memberi saya kesempatan untuk memperpanjang waktu dalam kecepatan tinggi dengan membunuh musuh sebanyak mungkin, yang sebenarnya adalah fitur yang bisa jadi sangat keren di game yang lebih baik.

Ini adalah iklan:
CrossfireX
CrossfireXCrossfireX

Sayangnya, komponen multiplayernya juga tidak bisa dibilang bagus. Seri Crossfire amat besar di Asia Timur, dan saya sebenarnya penasaran mengapa seri ini telah menjadi sangat besar di sana, namun kini saya punya lebih banyak pertanyaan dari sebelumnya. Game ini, faktanya, adalah sebuah bencana. Game ini amat tidak rampung, dengan efek suara yang selevel dengan hasil karya hobi anak SMA, dan kontrol game-nya pun reyot. Ditambah lagi fakta bahwa desain levelnya punya beberapa titik choke, dan mereka yang telah sering bermain akan bisa melempar granat ke titik-titik ini dari awal game untuk meledakkan para pendatang baru bahkan sebelum mereka bisa melihat musuh. Keseimbangannya juga berantakan, dengan beberapa orang menyalahgunakan sistem dan menjadi tak terlihat dan setengah kekal. Yang paling jelek di sini adalah mode Nano, dimana kamu akan bertarung melawan infeksi, dan pengaturannya amat jelek hingga terkadang saya bahkan tidak bisa menyelesaikan perkelahian dan hanya bisa menunggu waktu habis. Lalu, hanya ada satu peta untuk tiap mode game, dengan total enam, yang terhitung sangat sedikit.

Meski grafisnya sedikit primitif, pengembangnya masih saja tidak bisa mengoptimisasinya. Kenyataannya, hal ini berarti frame rate-nya seringkali turun di Xbox Series X, dan objek-objek seringkali kabur meski mereka berada tepat di hadapan saya, sebelum mereka bisa dimuat sepenuhnya. Untungnya, paling tidak desainnya bagus, dengan seragam, senjata, dan lingkungannya yang tidak bisa dibilang jelek. CrossfireX juga seringkali memiliki palet warna yang norak, dan saya menyukai hal ini karena saya bisa menembakkan senjata melalui sebuah game yang tidak cuma berwarna coklat layaknya game-game bertema militer yang lain.

CrossfireXCrossfireX

Akhir kata, saya tidak bisa merekomendasikan CrossfireX pada siapapun, bahwa pada mereka yang memiliki Xbox Game Pass dan bisa mencobanya secara gratis. Game ini tidak layak untukmu menghabiskan waktu, dan semua yang terlibat dalam game ini harus minta maaf. Termasuk Remedy, yang kini telah menodai nama mereka dengan sampah macam ini.

03 Gamereactor Indonesia
3 / 10
+
Desainnya keren. Sistem slow-motion yang menarik dalam campaign.
-
Kontrolnya tidak bisa diharapkan. Performanya jelek. Lingkungannya buruk. Musuhnya sangat bodoh. Suaranya payah. Menu-nya tidak berguna.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
CrossfireXScore

CrossfireX

REVIEW. Ditulis oleh Jonas Mäki

Game shooter yang dikembangkan bersama oleh Smilegate dan Remedy ini kini tersedia di konsol-konsol Xbox, dan kami punya banyak hal dalam pikiran kami tentang peluncurannya yang penuh guncangan.



Loading next content