Indonesia
Gamereactor
review
Assetto Corsa Competizione

Assetto Corsa Competizione (PS4 dan Xbox One)

Pencinta sim racing kami telah memainkan versi konsol dari ACC, dan ia tampaknya kecewa.

HQ
HQ

Mensimulasikan elemen fisika mobil bukanlah hal mudah. Meski begitu, ada banyak developer, termasuk studio yang berfokus pada konsol seperti Polyphony Digital dan Turn 10 yang selama bertahun-tahun berhasil mensimulasikan akselerasi massa, inersia, momentum, dan bagaimana suspensi mobil bekerja. Akan tetapi, sedikit developer yang berhasil dalam menghasilkan efek ban yang realistis.

Ban sangat sukar untuk disimulasikan. Sangat sukar, bahkan. Meski semua studio game bekerja dengan cara yang sama, hasilnya terkadang sangat berbeda. Pertama, kamu perlu mengumpulkan banyak data dari salah satu pabrikan ban terbesar, data yang berasal dari dunia balap mobil yang juga didistribusikan ke berbagai tim balap untuk dianalisa, lalu digunakan untuk mengatur mobil mereka sedemikian rupa supaya lebih efektif di lintasan. Udara yang panas memuai, tentu saja, mengambil ruang lebih banyak dari yang dingin, dan hal ini memengaruhi serat ban dan bagaimana mereka bekerja secara umum. Lalu ada lagi sudut selip; seberapa banyak cengkeraman yang ada di ban pada batasnya dan bagaimana mensimulasikan hal ini dan memberikan umpan balik mendetail kepada pemain seberapa rentan mereka terhadap selip. Ini adalah pekerjaan yang sulit.

Akan tetapi, analisis data tidaklah cukup, dan inilah di mana tebak-tebakannya dimulai. Karena meskipun ada data riil yang bisa dianalisis, kamu tetap harus menerka-nerka berbagai variabel yang membantu memberikan rasa berkendara asli. Di sinilah hadirnya perbedaan dari masing-masing simulator balap. Selama bertahun-tahun, Slighty Mad Studios telah dikritik atas elemen fisika bannya yang seakan-akan "melayang" di atas aspal alih-alih mencengkeram permukaan, sementara veteran sangat berpengalaman Dave Kaemmer dari Iracing sangat dikritik oleh komunitas karena membuat model ban game tersebut tidak kenal ampun. Ini memang, seperti yang saya katakan, persoalan yang sulit diatasi. Membutuhkan segudang data untuk dianalisis, dikombinasikan dengan tebakan-tebakan halus di dunia di mana banyak pemain garis keras yang bisa menggila karena hal-hal kecil. Akan tetapi, ketika sebuah developer kecil berkekuatan 18 orang dari Italia bernama Kunos Simulazioni, dengan pembalap Marco Massarutt di kemudi, merilis Assetto Corsa sekitar enam tahun lalu, ia menjadi salah satu favorit orang-orang di genre sim racing dan menantang judul-judul elite sejak pertama kali dirilis. Putar cepat ke 13 bulan yang lalu, Kunos merilis sebuah penerus, diangkat dari balap GT World Challenge sepenuhnya.

Ini adalah iklan:
Assetto Corsa CompetizioneAssetto Corsa Competizione

Assetto Corsa Competizione dibuat dengan Unreal Engine 4, sementara game perdana Kunos dibuat dari teknologi grafis buatan sendiri yang berdasarkan pernyataan mereka, menghabiskan jutaan dolar untuk dikembangkan. Engine Epic yang terkenal ini tidak banyak digunakan untuk genre ini. Itu artinya Kunos harus tetap mengerjakan elemen fisika dan elemen-elemen vital lain untuk menyesuaikan dengan engine ini agar bisa mensimulasikan dengan baik mobil-mobil GT3, walaupun engine ini sudah memiliki peralatan rendering, pencahayaan, dan tekstur yang siap. Lintasan-lintasan yang dipindai menggunakan laser, sistem menu baru, engine suara baru dengan audio mesin yang baru direkam, dan pengaturan online baru ditambahkan. Pada akhirnya, Assetto Corsa Competizione adalah game racing yang brilian, atau setidaknya game yang brilian di PC. Konversinya ke konsol dikerjakan oleh developer asal Inggris D3t Limited, dan di sinilah seluruh proyek ini tampaknya menjadi kacau dengan cara yang tidak pernah saya lihat selama bertahun-tahun. Izinkan saya menjelaskan.

Untuk bisa mensimulasikan perilaku ban dan mengirimkan apa yang terjadi di karet digital ke setir dalam bentuk umpan balik dengan stabil, game ini harus berjalan dalam setidaknya 60 frame per detik. Saya rasa itu syarat minimum. Ketika memainkan Assetto Corsa Competizione di PC, saya mengatur grafisnya supaya saya mendapatkan 80 frame per detik yang stabil dan menurut saya itu adalah batas saya untuk menikmati game ini sebaik mungkin. Akan tetapi, HP Omen Obelisk milik saya jauh lebih kuat dibandingkan dengan PS4 Pro dan Xbox One X, yang ingin coba dioptimalkan oleh Kunos dan D3t. Namun, keputusan untuk membiarkan sebuah simulator balap murni dengan tipe ini berjalan pada 30 frame per detik dibandingkan mengorbankan detail visual adalah salah satu keputusan paling menyebalkan yang pernah dilihat genre ini selama bertahun-tahun. Sulit bagi saya untuk mengatakannya, tetapi setidaknya dalam beberapa kasus, bisa dibilang versi konsol ini nyaris tidak bisa dimainkan.

Assetto Corsa Competizione
Ini adalah iklan:

30 FPS (ditambah pula gambar yang berhenti-berhenti dan menurun hingga 20) mengakibatkan sebagai pengemudi saya tidak mendapatkan umpan balik yang cukup pada setir dan pada akhirnya kehilangan kendali atas apa yang terjadi dengan ban, bagaimana mereka berperilaku, di mana cengkeraman yang kuat, dan di mana yang tidak. Saya telah mengalami masalah terus-menerus karena adanya rasa terpisah antara apa yang dilakukan ban di game versi ini, yang digabungkan pula dengan banyaknya lag antara perilaku mobil dan setir. Hasilnya saya pun dibuat kesal secara konstan ketika memainkan Assetto Corsa Competizione di PS4. Terlebih lagi ketika kamu mengingat bahwa versi konsol dari Assetto Corsa pertama secara umum banyak kesalahan tetapi masih berjalan dengan baik di 50-60 FPS, sama seperti Gran Turismo Sport, Project CARS 2, dan Dirt Rally 2.0 di mesin yang sama.

Selain itu, tidak ada cara untuk mengubah lebar pandangan di edisi konsol. Saya duduk terlalu dekat ke setir di mobil dan rasanya melelahkan. Akan tetapi, masih ada banyak aspek positif di sini, hal-hal yang membuat keadaan ini menjadi lebih menyedihkan. Grafisnya sendiri bagus; visual bersih, rapi, dan akurat, lintasan yang dipindai laser, model mobil fantastis, dan bayangan real-time yang keren (tidak ada bayangan statis seperti di GT Sport). Presentasinya juga bagus, meski sistem menunya masih terasa dibuat untuk mouse. Waktu loading sangat singkat dan suaranya adalah yang terbaik di dunia sim racing hari ini.

Sesuatu yang disayangkan, sangat disayangkan. Versi PC-nya luar biasa dan sangat mendetail, dengan elemen fisika mobil yang realistis (lebih realistis dari Gran Turismo Sport dan Forza Motorsport 7), tetapi semua itu dirusak oleh fakta bahwa game ini berjalan di 20-30 FPS, yang menghasilkan lag dan umpan balik lambat. Versi konsol ini seharusnya dirilis lebih lama lagi untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X saja, dengan frame rate terkunci di setidaknya 60 FPS.

HQ
Assetto Corsa CompetizioneAssetto Corsa CompetizioneAssetto Corsa Competizione
05 Gamereactor Indonesia
5 / 10
+
Grafis keren, lintasan indah, suara mantap.
-
Frame rate rendah, lag input, tidak ada slider FOV, tidak ada kerusakan.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content